BER Karya Wayang Suket

Wayang suket merupakan susunan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya diproduksi susunan untuk peralatan permainan atau penyampaian kisah perwayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa.

Untuk membuatnya, sebagian helai daun rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya, wayang suket biasanya tidak bertahan lama.

Seniman asal Tegal, Slamet Gundono, dikenal untuk tokoh yang berupaya mengangkat wayang suket pada tingkat pertunjukan panggung.

Bahkan jika mengatakan wayang suket, sekarang sudah lekat dengan pertunjukan wayangnya Slamet Gundono lulusan STSI Pedalangan yang sekarang
menetap di Solo. Wayang Suket slamet Gundono, awal mulanya bermediakan wayang yang terbuat dari suket, namun Slamet Gundono bertambah
mengandalkan unsur teatrikal dan daya berceritera

Dalam pementasan wayang suketnya, Slamet Gundono menggunakan sebagian peralatan musik yang teridiri dari gamelan, peralatan petik, tiup dan
sebagian peralatan musik tradisi lainnya.

Slamet juga dibantu sebagian pengrawit, penari yang merangkap aci pemain, untuk melengkapi pertunjukannya. Seting panggungnya selalu berubah sesuai tema yang dipilihkan.

Kehebatan bertutur (pendongeng) dalang satu ini sudah tidak diragukan lagi. Banyak kalangan Dalang muda yang memuji kemampuan bertutur Slamet Gundono. Contohnya Ki Sigit Ariyanto; “Jangkan dengan wayang, dengan pecahan genteng atau serpihan plastik Gundono dapat mendalang dengan baik”. Bahkan menurut Ki Bambang Asmoro, dengan media yang berada, Slamet Gundono dapat menuntun penonton ke dalam emajinasi yang bertambah dalam, sehingga roh atau esensi wayang untuk pertunjukan bayangan “wewayanganing aurip” melebihi bermakna dan multi tafsir.